29.11.12, 02.00 WIB
Jam segini masih belum tidur, ada alasannya. Keterusan nonton Pride
& Prejudice ke-3 kalinya. Entah kok saya ga bosen2 nonton film ini.
Mungkin karena ceritanya yang berlatar awal abad 19 kali yah. atau
mungkin plotnya yang sederhana tapi tetep so sweet. hmm.
Pride & Prejudice ini sebenernya sebuah novel yang dibuat pada
tahun 1813. Nah loh! udah berapa ratus tahun yang lalu tuh? Jane Austen,
penulis novel ini memang punya spesifikasi khusus dalam penulisan
tema-tema tulisannya, seputar kritisasi keadaan sosial di kehidupan
orang-orang Inggris pada jaman itu. Khususnya mengenai peranan wanita
dalam strata dan tata sosial masyarakat. hehe
Kenapa judulnya Pride & Prejudice?
well, kalo dibilang ini film cinta-cintaan sih sebenarnya bukan (film
lho, gatau deh kalo beda ama novel). Sedikit banyak menggambarkan
betapa kakunya etika yang harus diterapkan oleh orang-orang strata atas.
That’s a pride to do it. Sedangkan orang kalangan bawahnya (dibilang
miskin, tapi pembantunya banyak :p) dianggap dan dicap sebagai orang
yang tidak memiliki talenta, apalagi etika. Tapi, yang saya kagum dari
tokoh utama, Elizabeth Benneth, bahwa meskipun berasal dari keluarga
tidak mampu namun dia memiliki pemikiran yang tajam dan opini yang
kritis terhadap hal-hal sosial disekitarnya meski yang tersisa memang
harga dirinya yang tinggi. That’s a pride for her. For being
independent, being married for love not for the wealth, though her
prejudices has almost driven the one away. Mungkin inilah yang membuat
seorang bangsawan kaya, tampan, dan terhormat jatuh cinta sama dia. Yang
diambil pelajaran sih, bahwa sebenarnya sebagai seorang wanita apapun
statusnya, stratanya, dan kecantikannya, isi otak nomer satu.
Gimana kalo dari konflik sosial abad 19 ditarik ke masa sekarang?
mari kita bandingkan sama anak jaman sekarang. Oke persamaannya, wanita
memang makhluk materialistis. Saya tidak memungkiri bahwa memang wanita
sangat bisa dibahagiakan dengan kesejahteraan, rasa aman, dan rasa
tercukupi lahir dan batin. Bedanya, kalo jaman dulu alasan menikahi
seseorang karena hartanya bisa disampaikan secara eksplisit, karena
memang tujuan menikah sebagian besar untuk itu. Nah kalo sekarang,
wanita atau pria juga (bisa jadi) menjadi semakin lihai dalam
menyembunyikan tujuan utama bahwa menikah untuk kesejahteraan pribadi
karena dianggap tidak sopan. hihi (sok tau).
yah intinya, jadi cewek harus yang tough dong. ikut andil nentuin masa depan sendiri.
*semoga bisa menjadi makmum dari imam yang soleh,’sejahtera’,setia, dan baik hati*
No comments:
Post a Comment
silahkan yang sedang melintas :)